Senin, 19 Oktober 2009

Produktip Teori

SOAL TEORI KEJURUAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010


Satuan Pendidikan : Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
Program Keahlian : Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB)
Kode : F – 003
Hari/Tanggal :
Waktu : 120 Menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 40 Soal


PETUNJUK UMUM
1. Isikan Identitas Anda kedalam Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) yang tersedia dengan menggunakan pensil 2B sesuai petunjuk LJUN.
2. Hitamkan bulatan sesuai dengan Kode Soal pada LJUN.
3. Tersedia waktu 120 menit untuk mengerjakan paket tes ini.
4. Jumlah soal sebanyak 40 butir, pada setiap butir terdapat 5 (lima) pilihan jawaban.
5. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawabnya.
6. Hitamkan bulatan pada satu pilihan jawaban yang paling tepat pada LJUN.
7. Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal yang kurang jelas, rusak, atau tidak lengkap.
8. Diperbolehkan menggunakan calculator non program.
9. Tidak diijinkan menggunakan Hand Phone atau sejenisnya.
10. Bila diperlukan, lembar soal dapat dicoret-coret.
11. Tidak ada pengurangan nilai pada jawaban yang salah.
12. Periksa pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ujian.





Selamat Bekerja





1. Lihat Gambar 1 pemasangan bouwplank disamping. Bila ukuran papan 2x20x200 cm dan ukuran patok 4x6x100 cm, berapa jumlah kebutuhan papan dan patok untuk bouwplank tersebut ?

A. Papan = 11 bh; Patok = 18 bh.
B. Papan = 12 bh; Patok = 18 bh.
C. Papan = 11 bh; Patok = 19 bh.
D. Papan = 12 bh; Patok = 19 bh.
E. Papan = 12 bh; Patok = 20 bh.
Gambar 1

















2. Fungsi papan bangunan /bouwplank di bawah ini, kecuali ….
A. Untuk memindahkan titik-titik ukuran bangunan.
B. Untuk menarik atau membuat sumbu dinding bangunan.
C. Untuk menentukan garis-garis pondasi (sebagai pedoman).
D. Sebagai pedoman dalam menggali tanah pondasi.
E. Untuk pengecoran sloof di atas pondasi.


3. Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan adalah :
A. Mobilisasi team.
B. Direksi keet.
C. Galian Tanah.
D. Setting out.
E. Bouwplank.


4. Penyimpanan semen kemasan zak isi 50 kg di gudang sementara/lokasi proyek,tumpukan yang diperbolehkan maksimum setinggi :
A. 1 meter.
B. 2 meter.
C. 3 meter.
D. 4 meter.
E. 5 meter.

5. Dalam pembuatan pondasi batu kali, langkah-langkah yang benar adalah ...



A. Memasang bouwplank – menggali tanah – membuat profil pondasi – memasang pasir urug – pasangan batu kosong – memasang pondasi.
B. Menggali tanah – memasang bouwplank – membuat profil pondasi – memasang pasir urug - pasangan batu kosong – memasang pondasi.
C. Membuat profil pondasi – memasang bouwplank – menggali tanah – memasang pasir urug - pasangan batu kosong – memasang pondasi.
D. Memasang bouwplank – membuat profil pondasi – menggali tanah – memasang pasir urug – pasangan batu kosong – memasang pondasi.
E. Menggali tanah – membuat profil pondasi – memasang bouwplank – memasang pasir urug - pasangan batu kosong – memasang pondasi.

6. Untuk timbunan bawah lantai digunakan bahan dari …
A. Tanah bekas galian pondasi.
B. Tanah bekas galian septictank.
C. Tanah galian saluran.
D. Tanah dan pasir urug/pasang.
E. Tanah dan bubuk bata merah.

7. Pada bagian bawah spesi lantai, diurug pasir lalu dipadatkan dengan cara ditimbris. Maksudnya apabila air tanah memungkinkan naik, masih terhalang pada rongga – rongga pasir, sehingga lantai tetap kering.
Tebal urugan pasir tersebut adalah :
A. 2 - 5 cm
B. 5 - 8 cm
C. 5 - 10 cm
D. 2 – 10 cm
E. 15 – 20 cm

8. Campuran adukan PC dan pasir untuk pondasi batu belah ialah :
A. 1 PC : 2 pasir.
B. 1 PC : 3 pasir.
C. 1 PC : 5 pasir.
D. 1 PC : 7 pasir.
E. 1 PC : 8 pasir.


9. Campuran adukan PC dan pasir untuk pasangan dinding bata biasa ialah :
A. 1 PC : 2 pasir.
B. 1 PC : 3 pasir.
C. 1 PC : 4 pasir.
D. 1 PC : 6 pasir.
E. 1 PC : 8 pasir.


10. Dalam pembuatan dinding tembok, pemasangannya tidak diperbolehkan melebihi ketinggian 1 meter dalam satu hari, hal ini disebabkan :
A. Karena tukang akan sulit meratakan siar-siar di atas 1 meter.
B. Karena beban yang ada akan mengakibatkan tembok berubah bentuk (turun,tidak rata, miring, tidak teratur) karena spesie belum mengeras.
C. Tembok akan miring karena belum ada kolomnya.
D. Akan kesulitan memlester/melepa karena tembok terlalu tinggi.
E. Tembok dapat roboh karena desakan/tertiup angin.



11. Perkakas di bawah ini yang merupakan alat tidak digunakan langsung untuk mengerjakan konstruksi plesteran :
A. Blebes
B. Sendok plesteran
C. Bak adukan.
D. Water pas ( Penyipat datar ).
E. Roskam kayu



12. Penyiraman air pada dinding tembok yang akan diplester dimaksudkan :
A. Memudahkan spesi plesteran menempel pada dinding tembok.
B. Membuat kandungan air jadi jenuh pada batu bata dinding tembok.
C. Agar dinding menjadi sejuk.
D. Agar spesi plesteran menjadi tahan air.
E. Agar plesteran membentuk menjadi trasram ( semenram ).





Gambar berikut ini untuk menjawab soal Nomor : 13; 14; 15; 16; 17; 18; 20; 21.











Gambar 2

13. Bila penampang galian tanah pondasi dengan kemiringan galian 1 : 5 seperti Gambar 3. Panjang galian tanah seperti Gambar 2. Hitunglah volume galian tanah pondasi !
A. 36 M³
B. 39 M³
C. 42 M³
D. 45 M³
E. 48 M³



Gambar 3
1.20
1.00
0,25 M 0,70 M



0,20 M

0,60 M
0,80 M















Gambar 4
14. Bila penampang pondasi seperti Gambar 4. Panjang pondasi seperti Gambar 2. Tiap M³ pondasi batu kali membutuhkan = 1,2 M³ batu kali. Hitunglah kebutuhan batu kali untuk pondasi !
A. 9,067 M³
B. 9,607 M³
C. 10,710 M³
D. 11,605 M³
E. 14,994 M³


































15. Bila ukuran penampang pasangan batu kosong seperti Gambar 4. Panjang pasangan batu kosong seperti Gambar 2. Hitung volume pasangan batu kosong !
A. Volume = 6,72 M³
B. Volume = 6,82 M³
C. Volume = 6,92 M³
D. Volume = 7,62 M³
E. Volume = 7,72 M³


16. Bila ukuran penampang balok sloof 15 x 20 cm. Panjang balok sloof seperti Gambar 2. Hitunglah volume beton untuk balok sloof !
A. 1,17 M³
B. 1,26 M³
C. 1,35 M³
D. 1,44 M³
E. 1,53 M³


17. Bila dari Gambar 2 akan dibuat dinding bata ½ batu, tinggi 3 M. Luas pintu dan jendela = 16 M². Tiap 1 M² pasangan dinding bata ½ batu membutuhkan 75 buah bata. Hitunglah jumlah bata yang dibutuhkan !
A. 6.225 buah
B. 6.900 buah
C. 7.575 buah
D. 8.250 buah
E. 9.450 buah


18. Bila dari Gambar 2 akan dibuat kolom beton bertulang ukuran 15 x 15 cm, tinggi 3 M. Tiap 1 M³ beton bertulang membutuhkan tulangan 137,5 Kg. Hitunglah kebutuhan tulangan untuk kolom seluruhnya !
A. 111,375 Kg
B. 139,218 Kg
C. 167,062 Kg
D. 194,906 Kg
E. 222,750 Kg

19. Berdasarkan tabel analisa, 1 M² plesteran tebal 15 mm campuran 1PC:3Pasir membutuhkan PC = 4,5 Kg; pasir 0,0195 M³. Bila panjang dinding tembok = 42 M, tingginya = 3 M, diplester luar dan dalam, berapakah kebutuhan bahannya (PC dan Pasir) ?


A. PC = 382,725 Kg; pasir = 1,658 M³
B. PC = 567,234 Kg; pasir = 2,457 M³
C. PC =1.134,00 Kg; pasir = 4,914 M³
D. PC = 1.701,542 Kg; pasir = 7,371 M³
E. PC = 1.734,142 Kg; pasir = 9,828 M³

20. Dari Denah Gambar 2 akan dipasangi lantai keramik ukuran 20 x 20 cm. Hitunglah berapa kebutuhan keramiknya !
A. 1.080 buah keramik
B. 1.350 buah keramik
C. 1.620 buah keramik
D. 1.890 buah keramik
E. 2.160 buah keramik

21. Dari Gambar 2 akan dipasang penutup atap genteng, bila tiap M² membutuhkan :
25 buah genteng @ Rp 750,-
0,10 tukang @ Rp 25.000,-
0,20 pekerja @ Rp 20.000,-
Hitunglah berapa rencana anggaran biayanya ?
A. Rp 2.638.625,-
B. Rp 2.639.625,-
C. Rp 2.648.625,-
D. Rp 2.658.625,-
E. Rp 2.668.625,-

22. Pasir untuk beton diantaranya harus seperti pernyataan dibawah ini kecuali :
A. Berbutir tajam dan keras.
B. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %.
C. Tidak mengandung bahan-bahan organic.
D. Besar butiran seragam/sama.
E. Tidak mengandung garam.


23. Yang dimaksud dengan nilai f a s pada adukan beton segar ialah :
A. Perbandingan berat air adonan dengan berat semen.
B. Perbandingan berat air dengan berat semen dan agregat.
C. Faktor perbandingan isi air adonan dengan berat semen.
D. Faktor perbandingan volume air dengan volume semen.
E. Hasil slump test.




24. Gelagar acuan (scaft folding) dan tiang acuan (shoring) adalah :
A. Konstruksi yang mendukung beton.
B. Konstruksi sementara yang di dalamnya/di atasnya dapat disetel baja tulangan.
C. Sebagai wadah dari adonan beton yang di corkan .
D. Konstruksi sementara untuk mendukung cetakan beton.
E. Konstruksi yang dapat menahan berta baja tulangan.

25. Di bawah ini merupakan sebagian syarat-syarat cetakan yang harus dipenuhi, kecuali :
A. Terbuat dari papan kayu kelas I dan mempunyai bentuk yang rumit.
B. Menghasilkan konstruksi akhir yang bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan gambar rencana dan uraian pekerjaan.
C. Kokoh, cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan.
D. Diberi ikatan secukupnya, sehingga terjamin kedudukan dan bentuknya tetap.
E. Terbuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap air.


26. Suatu tiang perancah berbentuk persegí panjang dari kayu Kelas III ( tk = 13 Kg/cm²), beban P = 1.020 Kg. Berapa ukuran penampang minimal tiang perancah tersebut ¿
A. 8 cm x 8 cm.
B. 9 cm x 9 cm.
C. 10 cm x 10 cm.
D. 11 cm x 11 cm.
E. 12 cm x 12 cm.


Gambar 5
27. Apa yang salah dengan pemakaian alat keselamatan kerja yang tidak benar dari Gambar 5 disamping ?
A. Pemasangan hook sabuk pengaman terlalu rendah.
B. Pemasangan hook sabuk pengaman terlalu tinggi.
C. Perancah letaknya tinggi.
D. Perancah tidak diberi pengaman.
E. Perancah kurang lebar.









28. Lihat Gambar 6 balok pondasi (sloof) disamping.
Pembacaan gambar yang salah ialah :
A. Ukuran balok 15 cm x 20 cm
B. Diameter begel minimal 8 mm
C. Jarak antara begel < 15 cm
D. Tulangan balok Ø 12 mm jumlahnya 4
E. Tulangan balok Ø 4 mm jaraknya 12 cm






4 Ø 12

Gambar 6












29. Dari Gambar 6, bila balok tersebut untuk pekerjaan didalam dengan selimut beton a = 2 cm; tulangan balok Ø 12 mm; begel Ø 8 mm; ht = 20 cm. Hitunglah tinggi manfaat (h) dari balok tersebut !
A. h = 16, 6 cm
B. h = 16, 8 cm
C. h = 17,6 cm
D. h = 17,8 cm.
E. h = 18,0 cm.


30. Dari Soal Nomor 29, bila ko = 8,60 kg/cm². Hitunglah Momen Intern yang dapat dipikul !
A. M Intern = 35.547,24 Kg.cm.
B. M Intern = 36.408,96 Kg.cm.
C. M Intern = 39.959,04 Kg.cm.
D. M Intern = 40.872,36 Kg.cm.
E. M Intern = 41.796,00 Kg.cm.



31. Dari Gambar 7 dibawah ini hitunglah tebal manfaat (h) dari plat tersebut !
A. h = 11,3 cm
B. h = 11,8 cm
C. h = 12,3 cm
D. h = 12,9 cm.
E. h = 13,5 cm





























32. Dari Gambar 7 diatas pernyataan yang salah dibawah ini ialah :
Tulangan bagi Ø 10 mm, jarak tulangan 12 cm.
Tulangan pokok Ø 12 mm, jarak tulangan 10 cm.
Tebal plat (ht) = 15 cm.
Selimut plat beton untuk pekerjaan diluar = 1,5 cm.
Selimut plat beton (d) = 2 cm


Gambar 8
33. Dari Notasi gambar plat beton seperti Gambar 8 disamping. Pembacaan notasi yang salah ialah...
A. Nama plat beton ialah plat a.
B. Tebal plat (ht) = 120 mm
C. Duga/ketinggian plat + 3500 mm
D. Beban hidup plat = 2,5 kN/m
E. Beban mati plat = 2,5 kN/m








34. Dari Gambar 9 (ukuran dalam mm) dibawah ini. Bila D8 – 200 berarti tulangan pokok Ø 8 - 200 mm. Butuh berapa batangkah tulangan dengan tanda ini :


























A. 10 batang
B. 11 batang
C. 12 batang
D. 13 batang
E. 14 batang



35. Langkah yang benar dalam pengerjaan plat beton bertulang Lantai II ádalah...
A. Memotong/membengkok tulangan – merangkai tulangan - membuat perancah /acuan – pengecoran beton – pemadatan beton.
B. Memotong/membengkok tulangan – merangkai tulangan – pengecoran beton – pemadatan beton - membuat perancah /acuan.
C. Memotong/membengkok tulangan - membuat perancah /acuan – merangkai tulangan – pengecoran beton – pemadatan beton.
D. Membuat perancah/acuan – merangkai tulangan – memotong / membengkok tulangan – pengecoran beton – pemadatan beton.
E. Membuat perancah /acuan – pengecoran beton – pemadatan beton -memotong/membengkok tulangan – merangkai tulangan.




36. Beton dengan campuran perbandingan 1 PC : 2 pasir : 3 kricak digunakan untuk beton struktur, kecuali ...

A. Balok sloof
B. Kolom beton
C. Beton rabat
D. Ring balok.
E. Balok induk.


37. Langkah pengadukan beton dengan menggunakan mollen/mixer ialah dengan cara memasukkan bahan berurutan sebagai berikut :
A. 25 % air – semen – 25 % air – pasir – 50 % air – kricak.
B. 25 % air – pasir – 25 % air – semen – 50 % air – kricak.
C. Semen – 25 % air – pasir – 25 % air – 50 % air – kricak.
D. Pasir – 25 % air – semen – 25 % air – 50 % air – kricak.
E. Air – semen – pasir – kricak.

38. Penghentian pengecoran yang tidak memenuhi syarat PBI (Peraturan Beton Indonesia) ialah …
A. Beban Momen = 0
B. Momen Geser = 0
C. 0,15 - 0,20 dari panjang balok beton bertulang.
D. Ditengah-tengah tinggi kolom beton bertulang.
E. 0,15 - 0,20 dari bentang plat beton bertulang.


39. Urutan pembongkaran bekisting/perancah plat beton bertulang seperti Gambar 10 dibawah ini yang benar ialah...
A. Nomor 5 – 4 – 3 – 2 – 1
B. Nomor 1 – 2 – 3 – 4 – 5
C. Nomor 5 – 4 – 3 – 2 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5
D. Nomor 4 – 3 – 2 – 1 - 2 – 3 – 4
E. Nomor 1 sampai dengan 5 dibongkar secara bersama-sama.









Gambar 10



40. Jika tidak ditentukan lain, cetakan bagian samping dari balok, kolom dan dinding boleh dibongkar setelah :
A. Satu hari.
B. Tiga hari.
C. Lima hari.
D. Tujuh hari.
E. Empat belas hari.






Selamat Mengerjakan

Selasa, 13 Oktober 2009

Gambar Konstruksi 3 (II)

Membuat Laporan Kemajuan Kerja (2026)

1. Persiapan pekerjaan pembuatan laporan

a. Memahami Dokumen proyek / pekerjaan

b. Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan

c. Mengidenifikasi dan klarifikasi SDM sesuai dengan kebutuhan

d. Menyiapkan perlengkapan dan peralatan dan pembuatan laporan


2. Mengevaluasi rencana durasi pekerjaan
Mengevaluasi rencana durasi pekerjaan

a. Memahami cara mengidentifikasi data , estimasi biaya , metoda pelaksanaan .

b. Membuat analisa faktor yang akan berpengaruh terhadap estimasi waktu pekerjaan

c. Menghit ung durasi pelaksa naan jenis pekerjaan dengan mengguna kan formula tepat


3. Mengevaluasi ketergantungan setiap jenis pekerjaan


a. Merencanakan menggunakan analisa jaringan berdasar logika ketergantungan antar aktifitas pekerjaan

b. Memeriksa analisa jaringan disesuaikan dengan metoda kerja yang digunakan

c. Memeriksa aktifitas seluruh kegiatan proyek dan hubungan ketergantungan serta durasi antar jenis pekerjaan

d. Mengidentifikasi analisa jaringan pekerjaan yang harus didahulukan


4. Menghitung volume/bobot dan waktu kemajuan pekerjaan


a. Memahami RAB dan alokasi waktu pelaksanaan pekerjaan dengan baik

b. Menghitung volume pekerjaan yang telah dilaksanakan menggunakan format standar

c. Membuat skala waktu dengan format standar contoh ( S curve ) sesuai dengan Berita Acara kemajuan pekerjaan

d. Menghitung dan membuat laporan volume, bobot dan waktu pelaksanaan konstruksi


5. Membuat laporan pembayaran dan penagihan


a. Mengidentifikasi metode pembayaran dan penagihan , sesuai dengan Dokumen Kontrak

b. Simulasi menyiapan dokumen Termin / tahapan pembayaran sesuai waktu/bobot kemajuan pekerjaan yang telah mencapai batas dan persyaratan yang ditetapkan

c. Simulasi menyiapan dokumen sesuai dengan format yang telah ditetapkan

d. Simulasi prosedur pembayaran dan penagihan sesuai dengan SOP serta diperiksa kebenarannya


6. Membuat laporan serah terima pekerjaan

a. Membuat Berita Acara kemajuan Pekerjaan dengan segala kelengkapannya, sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan

b. Membuat Berita Acara Penyerahan Pekerjaan sesuai dengan format yang telah ditetapkan

c. Simulasi penanda tanganan dan penyerahan dokumen laporan



Gambar Konstruksi 3 (I)

Membuat Gambar Terpasang (2025)
1. Pekerjan persiapan
2.
Melakukan survey dan pengukuran fisik bangunan
3.
Menyusun data teknik bangunan
4.
Membuat gambar denah, tampak dan potongan melintang/memanjang bangunan
5.
Membuat gambar denah pondasi, denah atap, denah balok – kolom
6.
Membuat gambar detail struktur
7.
Membuat gambar instalasi utilitas dan mekanikal-elektrikal bangunan yang berhubungan dengan konstruksi baja










Jumat, 09 Oktober 2009

Cetakan Kolom

Slide 48
Cetakan Kolom
l
Papan cetakan
lCetakan kolom bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Untuk kolom berpenampang luas, apabila acuannya menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan.

Slide 49
lKlam perangkai
lKlam perangkai dibuat dengan memanfaatkan sisa / potongan kayu yang tidak terpakai, asalkan panjangnya masih cukup panjang selebar cetakan yang akan disambung dan lebar klam perangkai 10 cm

(bersambung)

l

Senin, 05 Oktober 2009

Cetakan Kolom


Cetakan Kolom


Papan cetakan
Cetakan kolom bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Untuk kolom berpenampang luas, apabila acuannya menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan.

Pemasangan cetakan kolom dilakukan setelah tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau beton deking . Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan begisting kolom dengan menggunakan unting – unting atau theodolit. Untuk menstabilkan kedudukan, ketegakan kolom dan kelurusan terhadap kolom yang lain, dipasang skor.



Klam perangkai
Klam perangkai dibuat dengan memanfaatkan sisa / potongan kayu yang tidak terpakai,

asalkan panjangnya masih cukup panjang selebar cetakan yang akan disambung dan lebar klam perangkai 10 cm.


Jarak klam tergantung dari besar kecilnya kolom yang dibuat,

semakin besar kolom yang dibuat, semakin rapat jaraknya, begitu pula sebaliknya.

Biasanya dibuat berkisar antara 40 – 60 cm.



Bagian lebar cetakan = b + ( 2 x ½ d )
Bagian panjang cetakan= l + ( 2 x ½ d )
b = lebar kolom
l = panjang kolom
d = tebal papan


Papan Penjepit Cetakan
Fungsi penjepit ini adalah untuk menahan cetakan agar tidak pecah ketika beton dicor.

Penjepit ini dipasang sesuai dengan jarak klam perangkai yang dibuat.

Panjang penjepi tergantung dari ukuran kolom yang dibuat.


Pada bagian bawah cetakan kolom dibuatkan lubang untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam cetakan kolom, dan ditutup saat akan dilakukan pengecoran.



Pemasangan cetakan kolom dilakukan setelah tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau beton deking . Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan begisting kolom dengan menggunakan unting – unting atau theodolit.


Untuk menstabilkan kedudukan, ketegakan kolom dan kelurusan terhadap kolom yang lain, dipasang skor.



Langkah kerja



  • Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.


  • Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan.


  • Rangkaikan papan – papan sebagai cetakan kolom dengan menggunakan klam perangkai, sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja..


  • Buat papan duga, tentukan letak as kolom.


  • Pasang tulangan beserta penjaga jarak ( tebal selimut beton ) pada tempatnya.


  • Letakkan cetakan pada tempatnya.


  • Dirikan tiang perancah dengan jarak antara tiang perancah adalah lebar kolom ditambah 2 kali 35 cm.


  • Rangkaikan tiang acuan dengan papan gelagar. Jarak gelagar sama dengan jarak klam perangkai, tetapi diukur dari as klam perangkai.


  • Tiang acuan harus tegak


  • Memasang papan penjepit untuk bagian atas dan bawah terlebih dahulu, bagian tengah menyusul setelah cetakan kolom benar – benar telah tegak.


  • Untuk menegakkan kolom dipakai unting – unting.


  • Kedudukan kolom harus benar – benar tegak dan siku / lurus terhadap kedudukan kolom yang lain.


    Merangkai papan dengan klam perangkai


Cetakan Kolom


Papan cetakan
Cetakan kolom bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Untuk kolom berpenampang luas, apabila acuannya menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan.


Pemasangan cetakan kolom dilakukan setelah tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau beton deking . Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan begisting kolom dengan menggunakan unting – unting atau theodolit. Untuk menstabilkan kedudukan, ketegakan kolom dan kelurusan terhadap kolom yang lain, dipasang skor.



Klam perangkai
Klam perangkai dibuat dengan memanfaatkan sisa / potongan kayu yang tidak terpakai,

asalkan panjangnya masih cukup panjang selebar cetakan yang akan disambung

dan lebar klam perangkai 10 cm.


Jarak klam tergantung dari besar kecilnya kolom yang dibuat,

semakin besar kolom yang dibuat, semakin rapat jaraknya, begitu pula sebaliknya.

Biasanya dibuat berkisar antara 40 – 60 cm.

Bagian lebar cetakan = b + ( 2 x ½ d )
Bagian panjang cetakan= l + ( 2 x ½ d )
b = lebar kolom
l = panjang kolom
d = tebal papan



Papan Penjepit Cetakan
Fungsi penjepit ini adalah untuk menahan cetakan agar tidak pecah ketika beton dicor. Penjepit ini dipasang sesuai dengan jarak klam perangkai yang dibuat. Panjang penjepi tergantung dari ukuran kolom yang dibuat.


Jumat, 02 Oktober 2009

Akibat Gempa










Apa yang ada dalam pikiran Anda sekarang?

Simpati...

Emphati...

Apa yang ada dalam pikiran Anda untuk masa depan?

Konstruksi bangunan yang standar merupakan bagian dari jaminan dari keamanan.

Bagaimana dengan Anda?

Suramadu












Bangunan Tahan Gempa III

(BAGIAN 3)

3. Dinding Tembok

a.Bangunan sebaiknya tidak dibuat bertingkat

b.Besar lubang pintu dan jendela dibatasi.

c. Jumlah lebar lubang-lubang dalam satu bidang dinding tidak melebihi ½ panjang dinding itu.

d. Letak lubang pintu/jendela tidak terlalu dekat dengan sudut-sudut dinding, misalnya minimum 2 kali tebal dinding.

e. Jarak antara dua lubang sebaiknya tidak kurang dari 2 kali tebal dinding.

f. Ukuran bidang dinding juga dibatasi, misalnya tinggi maksimum 12 kali tebal dinding, dan panjangnya diantara dinding-dinding penyekat tidak melebihi 15 kali tebalnya.


(Gb 7 : Dinding Tembok)

g. Apabila bidang dinding diantara dinding-dinding penyekat lebih besar daripada itu maka dipasang pilaster / tiang tembok.

h. Balok lintel dibuat menerus keliling bangunan dan sekaligus berfungsi sebagai pengaku horizontal. Balok lintel tersebut perlu diikat kuat dengan pilaster

i. Pilaster diperkuat dengan jangkar. Jangkar dapat terdiri dari kawat anyaman ataupun seng tebal yang diberi lubang-lubang paku seperti parutan.







(Gb 8 : Penguat Dinding Tembok)


j. Pada bagian atas dinding dipasang balok pengikat keliling/ring balok. Ring balok dijangkarkan dengan baik kepada pilaster.

k. Pada sudut-sudut pertemuan dinding, hubungan antara balok-balok pengikat keliling (ring balok) perlu dibuat kokoh.



(Gb 9 : Ring Balk dan Penguat Sudut Dinding Tembok)

l. Hubungan antara bidang-bidang dinding pada pertemuan dan sudut-sudut dinding perlu diperkuat dengan jangkar-jangkar. Jangkar dapat berupa seng tebal dengan lubang-lubang bekas paku atau berupa kawat anyaman.

(Gb 10 : Penguat Sudut Dinding Tembok)
Sumber : Pelatihan Bangunan Tahan Gempa, Hotel Shafir Jogjakarta Medio April 2006

Bangunan Tahan Gempa II

(BAGIAN 2)


2. Pondasi :


Bila Pondasi Batu Kali Menerus


a. Sebaiknya tanah dasar pondasi merupakan tanah kering, padat, dan merata kekerasannya. Dasar pondasi sebaiknya lebih dalam dari 45 cm.







(Gb 3 : Pondasi Batu Kali Menerus)

b. Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding penyekat juga dibuat menerus. Bila pondasi terdiri dari batukali maka perlu dipasang balok pengikat/sloof sepanjang pondasi tersebut.









(Gb 4 : Pondasi Batu Kali Menerus dan balok Sloof)








Bila Pondasi Setempat


a. Pondasi setempat dan balok perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai jangkar besi. Pengikat dengan jangkar gunakan besi minimal Ø 12 mm







(Gb 5 : Pondasi Batu Setempat dengan Penjangkaran)










Bila Pondasi Setempat Beton Bertulang


a. Bila pondasi bangunan tinggi menggunakan pondasi setempat Beton bertulang





(Gb 6 : Pondasi Setempat Beton Bertulang)


Lihat Bangunan Tahan Gempa III