Sabtu, 05 Mei 2012
Senin, 12 Maret 2012
Minggu, 12 Februari 2012
SOSIALISASI UJIAN 2011/2012
SOSIALISASI UJIAN 2011/2012
(KUTIPAN
PERATURAN BSNP NOMOR: 0011/P/BSNP/XII/2011 TENTANG POS UJIAN NASIONAL 2011/2012)
A. UJIAN NASIONAL SMK
No Mata Pelajaran Jumlah
Butir Soal Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50
120 menit
2. Matematika*) 40
120 menit
3. Bahasa Inggris**) 50
120 menit
4. Kompetensi Keahlian: (Teori Kejuruan dan
Praktik Kejuruan***) 1
paket 18 – 24 jam
**) Terdiri
atas 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading
untuk
penyandang tunarungu dan 35
soal pilihan ganda
***) Ujian
teori dan praktik kejuruan dilaksanakan sebelum pelaksanaan UN.
B. PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL
1. UN
dilakukan satu kali, yang terdiri atas UN dan UN Susulan.
2. UN Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau berhalangan dan dibuktikan dengan surat keterangan
yang sah.
3. UN
dilaksanakan secara serentak.
4. Ujian Kompetensi Keahlian Kejuruan SMK:
a. Ujian praktik Keahlian Kejuruan selesai dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Maret
2012;
b. Ujian Teori Keahlian Kejuruan dilaksanakan
pada 19 Maret 2012
C. JADWAL UJIAN SMK
No Hari dan
Tanggal Jam Mata pelajaran
1. UN:
Senin, 16 April 2012 08.00 – 10.00 Bahasa Indonesia
UN Susulan: Senin, 23 April 2012
2. UN:
Selasa, 17 April 2012 08.00 – 10.00 Bahasa Inggris
UN Susulan: Selasa, 24 April
2012
3. UN: Rabu,
18 April 2012 08.00 – 10.00 Matematika
UN Susulan: Rabu, 25 April
2012
D. Pengumumkan kelulusan
Pengumumkan kelulusan
peserta didik dari satuan Tanggal 26
Mei 2012 untuk SMA/MA dan SMK.
E. KELULUSAN DARI SATUAN PENDIDIKAN
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan
oleh satuan pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:
1. Menyelesaikan
seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan;
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4. Lulus
Ujian Nasional
F. KELULUSAN UJIAN NASIONAL
1. Peserta didik dinyatakan lulus US/M SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA,
SMALB, dan SMK apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai S/M.
2. Nilai S/M sebagaimana dimaksud
pada nomor 1 diperoleh dari:
a. Gabungan antara nilai
US/M dan nilai rata-rata
rapor semester 1 sampai 5 untuk SMK dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.
3. Kelulusan
peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan NA.
4. Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah:
a. Gabungan antara nilai
Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan nilai Ujian Teori Kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik Keahlian
Kejuruan dan 30% untuk nilai Ujian
Teori Keahlian Kejuruan;
b. Kriteria
Kelulusan Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah minimum 6,0 ;
5. NA
sebagaimana dimaksud pada butir nomor 3 diperoleh dari gabungan Nilai S/M dari mata pelajaran
yang diujinasionalkan dengan Nilai UN,
dengan pembobotan 40% untuk Nilai S/M
dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai UN.
6. Pembulatan nilai gabungan nilai S/M dan nilai rapor
dinyatakan dalam bentuk dua desimal, apabila desimal ketiga ≥ 5 maka dibulatkan
ke atas.
7. Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu desimal,
apabila desimal kedua ≥ 5 maka dibulatkan ke atas.
8. Peserta didik
dinyatakan lulus UN apabila nilai
rata-rata dari semua NA sebagaimana dimaksud pada butir nomor 5 mencapai paling
rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0
(empat koma nol).
9. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan guru berdasarkan kriteria kelulusan
sebagaimana dimaksud diatas.
G. SANKSI
1. Peserta UN yang melanggar tata tertib diberi peringatan oleh
pengawas ruang UN. Apabila peserta UN sesudah diberi peringatan tetapi tidak
mengindahkan peringatan tersebut, maka pengawas ruang ujian mencatat dan
mengusulkan peserta UN tersebut untuk dinyatakan gagal ujian dan dimuat dalam
berita acara.
2. Pengawas ruang UN yang melanggar ketentuan POS
dibebastugaskan dan diganti oleh yang lain, serta tidak diikutsertakan dalam
kegiatan UN berikutnya.
Kepala SMK Negeri 1 Blora,
Drs. PUDJI SUHARDJO
NIP. 19581112 198503 1 021
Kepala SMK Negeri 1 Blora,
Drs. PUDJI SUHARDJO
NIP. 19581112 198503 1 021
Jumat, 27 Januari 2012
Jumat, 20 Januari 2012
PBB Semester Genap

SOAL-SOAL TEORI PBB SEMESTER GENAP 2011/2012
1.
Sebutkan 4 macam
pemeriksaan/pengujian pada semen.
2.
Sebutkan 2 jenis ukuran
saringan yang digunakan pada pemeriksaan kehalusan semen.
3.
Tuliskan rumus untuk menghitung kehalusan semen dengan
ayakan (lengkapdengan notasi/keterangannya).
4.
Syarat kehalusan semen menurut
SK-SNI-1990
ialah :
a.
Angka kehalusan
(F) ….. %
b.
Sisa diatas ayakan Ø 1,2 mm = ....... %
5.
Tuliskan 2 kesimpulan pengaruh kehalusan
semen.
6.
Sebutkan 3 alat utama untuk
pemeriksaan berat jenis semen.
7.
Tuliskan rumus untuk menghitung berat jenis semen
(lengkap dengan notasi/keterangannya).
8.
Syarat berat jenis semen
menurut SK-SNI-1990 ialah ................ Gram/cm3
9.
Tuliskan 2 kesimpulan pengaruh
berat jenis semen.
10. Sebutkan 3 alat utama untuk pemeriksaan konsistensi normal semen.
11. Apa yang dimaksud dengan f.a.s? Jika berat semen 200 gram,
f.a.s = 0,25. Berapa gram jumlah air yang dibutuhkan?
12. Sebutkan tujuan utama pemeriksaan konsistensi normal semen.
13. Berapa mm syarat
penetrasi jarum Vicat Ø 10 mm pada pemeriksaan konsistensi normal semen.
14. Tuliskan 2 kesimpulan pemeriksaan konsistensi normal semen.
15. Berapa mm syarat
penetrasi jarum Vicat Ø 1 mm pada pemeriksaan pengikatan awal semen.
NABAWAJ ICNUK
1.
a. Kehalusan Semen.
b. Berat Jenis Semen.
c. Konsistensi Normal Semen.
d. Pengikatan Awal Semen
e. Pengikatan Akhir Semen.
2.
a. Diameter 1,2 mm
b. Diameter 0,09 mm
3.
F = A/B x 100 %
F : Kehalusan Semen
A : Berat benda uji yang tertahan diatas ayakan Diameter 1,2 mm dan Diameter 0,09 mm.
B ; Berat benda uji mula-mula.
4.
a. Angka Kehalusan F = < 10 %
b. Sisa diatas ayakan diameter 1,2 mm = 0 %
5.
a. Kehalusan semen berpengaruh pada kecepatan reaksi semen dengan air.
b. Kecepatan reaksi semen dengan air akan mempengaruhi waktu pengikatan awal/akhir semen.
6.
a. Timbangan ketelitian 0,1 gram.
b. Botol Le Chatelier.
c. Kerosin/minyak tanah (bebas air)
7.
BJ = A/(V2-V1)
BJ : Berat Jenis (gr/cm3)
A : Berat semen (gram)
V2 : Volume akhir (2)
V1 : Volume awal (1)
8.
Syarat SK-SNI-1990 antara 3,00 – 3,30 Gram/cm3
9.
a. BJ semen semakin besar (memenuhi syarat) menjadikan BJ beton semakin besar.
b. BJ beton semakin besar menjadikan kuat tekan beton semakin tinggi.
10.
a. Pesawat Vicat 1 set (Alat Vicat, jarum Ø 10 mm, cincin konik)
b. Timbangan (ketelitian 0,1 gram).
c. Stopwatch/arloji.
d. Gelas ukur
e. Alat pengaduk
11.
a. f.a.s = faktor air semen (jumlah/berat air yang ditentukan berdasarkan jumlah/berat semen)
b. Semen = 200 gram; f.a.s = 0,25 --- air = 50 gram.
12.
Konsistensi normal dimaksud untuk menentukan jumlah air yang ditambahkan setepat-tepatnya berdasar jumlah semen untuk mendapatkan adonan semen yang normal/tepat.
13.
10 mm ± 1 mm
14.
a. Konsistensi normal yang terlalu besar (air terlalu banyak) dapat menurunkan kekuatan beton, walaupun memudahkan pengerjaan/pencampuran
b. Konsistensi normal terlalu kecil (air terlalu sedikit) akan menyebabkan adukan sulit dikerjakan, sehingga beton keropos
15.
Syarat SK-SNI-1990 (
Silahkan dicek...............................
NABAWAJ ICNUK
1.
a. Kehalusan Semen.
b. Berat Jenis Semen.
c. Konsistensi Normal Semen.
d. Pengikatan Awal Semen
e. Pengikatan Akhir Semen.
2.
a. Diameter 1,2 mm
b. Diameter 0,09 mm
3.
F = A/B x 100 %
F : Kehalusan Semen
A : Berat benda uji yang tertahan diatas ayakan Diameter 1,2 mm dan Diameter 0,09 mm.
B ; Berat benda uji mula-mula.
4.
a. Angka Kehalusan F = < 10 %
b. Sisa diatas ayakan diameter 1,2 mm = 0 %
5.
a. Kehalusan semen berpengaruh pada kecepatan reaksi semen dengan air.
b. Kecepatan reaksi semen dengan air akan mempengaruhi waktu pengikatan awal/akhir semen.
6.
a. Timbangan ketelitian 0,1 gram.
b. Botol Le Chatelier.
c. Kerosin/minyak tanah (bebas air)
7.
BJ = A/(V2-V1)
BJ : Berat Jenis (gr/cm3)
A : Berat semen (gram)
V2 : Volume akhir (2)
V1 : Volume awal (1)
8.
Syarat SK-SNI-1990 antara 3,00 – 3,30 Gram/cm3
9.
a. BJ semen semakin besar (memenuhi syarat) menjadikan BJ beton semakin besar.
b. BJ beton semakin besar menjadikan kuat tekan beton semakin tinggi.
10.
a. Pesawat Vicat 1 set (Alat Vicat, jarum Ø 10 mm, cincin konik)
b. Timbangan (ketelitian 0,1 gram).
c. Stopwatch/arloji.
d. Gelas ukur
e. Alat pengaduk
11.
a. f.a.s = faktor air semen (jumlah/berat air yang ditentukan berdasarkan jumlah/berat semen)
b. Semen = 200 gram; f.a.s = 0,25 --- air = 50 gram.
12.
Konsistensi normal dimaksud untuk menentukan jumlah air yang ditambahkan setepat-tepatnya berdasar jumlah semen untuk mendapatkan adonan semen yang normal/tepat.
13.
10 mm ± 1 mm
14.
a. Konsistensi normal yang terlalu besar (air terlalu banyak) dapat menurunkan kekuatan beton, walaupun memudahkan pengerjaan/pencampuran
b. Konsistensi normal terlalu kecil (air terlalu sedikit) akan menyebabkan adukan sulit dikerjakan, sehingga beton keropos
15.
Syarat SK-SNI-1990 (
Silahkan dicek...............................
Langganan:
Postingan (Atom)