BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal II.01
PEKERJAAN PERSIAPAN
Demi kelancaran dan keselamatan jalannya
pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Gedung Sekolah SD N 2 Mendenrejo, maka Pihak
Komite Sekolah dengan dibantu Team Pelaksanan harus mengadakan
persiapan-persiapan sebaik mungkin. Persiapan itu meliputi :
1. PENGAMANAN PERABOTAN
KELAS ATAU KANTOR
Semua perabot dan barang-barang lainnya yang
berada dalam ruangan yang akan direhab harus dipindahkan, hal ini guna
keselamatan dan keamanan perabot dan barang-barang tersebuit. Disamping itu
juga untuk memperlancar dan mempermudah jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan pengamanan perabotan ini dapat
dikerjakan bersama unsur masyarakat orang tua murid dan atau masyarakat
sekitar.
2.
PEMBONGKARAN GENTENG
Karena reng dan usuk/kaso ada yang akan
diganti, maka genteng harus diturunkan/dibongkar dulu secara hati-hati agar
genteng tidak banyak yang rusak/pecah. Genteng yang masih baik dipisahkan dari
genteng yang rusak, sehingga dapat digunakan lagi.
3.
PEMBONGKARAN RENG DAN USUK
Reng dan usuk yang rusak dilepas/diganti
dengan hati-hati. Kemudian diganti dengan ukuran reng 3x4 cm dan usuk/kaso 5x7
cm (sesuai dengan ukuran reng dan usuk sebelumnya). Jarak usuk
disamakan/disesuaikan dengan ukuran yang lama, dan jarak reng sesuai dengan
ukuran gentengnya. Sehingga gentengnya dapat terpasang dengan sempurna garis
alurnya dan tidak terjadi kebocoran atau tampias ketika hujan.
4.
PEMBONGKARAN PLAFOND
Plafond dan eternit yang rusak diganti.
Pembongkaran/penggantian eternit yang pecah/rusak harus dilakukan dengan
hati-hati sehingga tidak merusak eternit yang masih baik. Kerangka eternit atau
plafond hanger yang rusak diganti dengan ukuran kayu yang berkualitas sama.
5.
PEMBONGKARAN DINDING TEMBOK
Sebagian dinding lama yang terbuat dari batu
bata pada ruang kelas yang akan direhab harus dibongkar karena telah mengalami
keretakan yang parah akibat penurunan tembok. Pembongkaran tembok ini harus
hati-hati agar tidak berakibat kerusakan pada bagian lainnya. Pembongkaran ini
dimaksud untuk mempermudah pengerjaan perbaikan dan untuk mendapatkan mutu yang
baik bagi bangunan secara keseluruhan.
Bongkaran batu bata dan material lama harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan dan ditempatkan ditempat yang aman sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
6.
PEMBONGKARAN LANTAI
Lantai lama yang akan diganti dengan keramik
terlebih dahulu harus dibongkar atau dibuat kasar permukaannya dengan dibetel
sehingga menurut pertimbangan teknis cukup kuat daya lekatnya dan tidak
terlepas.
7. PEKERJAAN
PENGUKURAN DAN BOUWPLANK
Pengukuran
dan bouwplank (papan bangunan) dimaksud untuk menentukan bentuk dan ukuran dari
bangunan atau komponen bangunan.
Titik
duga baouwplank (garis permukaan atas papan baouwplank) ditentukan sama dengan
permukaan lantai yang baru, yaitu pada titik duga ±0.00.
Selanjutnya
ukuran-ukuran yang diperlukan, misalnya kedalaman galian tanah untuk pondasi,
lebar galian, lebar bawah pondasi, lebar atas pondasi , tinggi sloof,
ditentukan melalui bouwplank.
Pasal II.02
PEKERJAAN TANAH
1.
GALIAN TANAH PONDASI
Pembuatan
lobang galian tanah untuk pondasi dimaksudkan untuk meletakkan kontruksi
pondasi pada tanah dasar yang baik, sehingga kedudukan pondasi mantap dan mampu
menahan beban yang diterimanya.
Lobang
galian pondasi dibuat dengan ukuran : kedalaman 1,00 m lebar 1,00 m dengan
bentuk penampang galian empat persegi panjang.
Tanah
bekas galian seluruhnya ditempatkan di bagian dalam dari denah bangunan dengan
jarak dari bibir lobang minimal 1,00 m. Tanah bekas galian ini dapat digunakan
untuk peninggian permukaan lantai dan pengurugan kembali lobang pondasi.
Penggalian
lobang pondasi ini dikerjakan dengan tenaga buruh, menggunakan alat penggali
tradisional (cangkul, sekop, ganco, dll.)
2.
URUGAN PASIR DI BAWAH SALURAN DAN LANTAI
Setelah
penggalian lobang saluran selesai dibuat dengan ukuran yang sudah ditentukan,
maka dasar galian diurug pasir setebal 5 - 10 cm. Hal ini bertujuan untuk
memperbaiki daya dukung tanah dasar serta untuk memberi kedudukan
saluran/lantai yang lebih stabil. Pengurugan pasir ini harus dipadatkan dengan
jalan menyiram air hingga urugan pasir jenuh air.
Jenis
pasir yang digunakan untuk pengurugan ini adalah pasir urug hitam yang berasal
dari sungai/bengawan.
3.
URUGAN TANAH KEMBALI.
Lobang
galian saluran yang tidak terisi oleh pasangan saluran diurug kembali dengan
tanah urug yang baik. Pengurugan dilakukan selapis demi selapis sambil
dipadatkan dengan baik. Tebal setiap lapisan ±15-20 cm dipadatkan dengan
ditimbris ringan. Hal ini dimaksud supaya penurunan permukaan tanah urugan
sekecil mungkin.
Pasal II.03
PEKERJAAN BETON
1. PEKERJAAN
BETON MELIPUTI :
a. Pekerjaan
Lantai kerja/Rabat Beton
Pekerjaan lantai kerja dilakukan pada lapis bawah bangunan
sebelum pemasangan lantai keramik, kaki kusen, dan selasar samping dan belakang
bangunan yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar rencana kerja. Ukuran
campuran dari lantai kerja/rabat adalah semen : kericak : pasir (1 : 3 : 5 ). Dengan
ketebalan minimal 5 cm atau lebih jika dikehendaki oleh pihak direksi.
b. Pekerjaan
Beton K.200
Pekerjaan beton K.200 meliputi pekerjaan kolom, ring balk
2. BAHAN
Beton harus
terdiri atas campuran semen, pasir, dan kerikil, air serta bahan tambahan (admixture)
bila diperlukan sesuai kebutuhan.
a. SEMEN
Semen harus menurut
standard. Spesikasi untuk Portland Cement (PC) type II ASTM C 150 atau PC type
I ASTM C 150 dari hasil produksi pabrik
Bebas dari gumpalan bila dipakai pada campuran beton.
b. AGEGRAT
BETON
Semua Agregat harus
bebas dari tanah, tanah liat, kapur, kapur perekat, hama, batu lunak liat berlempangan atau
menjadi busuk, bahan-bahan nabati dan organis dan kotoran-kotoran lainnya.
Kerikil/Batu Pecah (Agregat Kasar)
Kerikil harus berkualitas baik dengan diameter minimum 5 mm dan
bergradasi baik dari 5 mm ke ukuran yang lebih besar yang dibutuhkan. Kerikil
harus bersih, keras, padat, tahan lama ( tak mudah lapuk ), tidak tercampur
batuan besar gesar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang pohon,
material organik, alkali dan kotoran-kotoran lain yang menurunkan kekuatan
beton.
Pasir ( Agregat Halus )
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 5mm.
pasir harus bersih, keras, padat, tahan lama ( tidak mudah lapuk ) dan tidak
tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan
bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. Pasir dapat dihasilkan
dari bahan asli ataupun dari hasil pemecahan batu dengan melalui pemeriksaan
pencucian air.
Penyimpanan Agregat
Sarana-sarana perlu dibuat di
lapangan untuk penyimpanan tersendiri batuan-batuan halus dan kasar, maupun
untuk setiap ukuran bantuan-bantuan kasar dengan cara sedemikian hingga
mencegah kontaminasi beton oleh bahan-bahan asing dan menghindari perusakan dan
kerusakan-kerusakan yang berlebihan
c. AIR
PENCAMPUR
Air yang digunakan untuk pencampuran beton dan mortar hendaknya
bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat
organik, alkali, garam atau pencemaran lainnya yang tidak diinginkan.
d. BAHAN
TAMBAHAN (Admixture)
Pemakaian bahan tambahan campuran beton untuk
memperbaiki mutu dan mempermudah pekerjaan beton dan mortar. Bahan
tambahan lain untuk perbaikan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
3. CAMPURAN
BETON
Beton harus terbuat dari semen, pasir kerikil, air dan bila
diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua dicampur sampai merata sehingga
diperoleh hasil yang baik
4. PENGECORAN
a. Semua
peralatan pengecoran beton dan cara kerjanya harus mendapat persetujuan pengawas
lapangan semua bekesting, penulangan, dan pemasangan sambungan
b. Cara
Pengecoran
1. Setelah
permukaan disiapkan dengan baik, permukaan horizontal pada siar pelaksanaan
(construction joint) pada beton harus dilapisi dengan mortar setebal 1 cm
dengan campuran seperti beton yang dicor tanpa kerikil.
2. Pembatalan
pengecoran beton pada beberapa kejadian sebagai berikut :
-
Bila pelaksanaan pencampuran belum
mulai dalam 30 menit setelah semen dituangkan pada pasir dan kerikil.
-
Bila lebih dari 30 menit berlalu
antara penuangan dari mixer dan pengecoran beton tanpa menggerak-gerakkan
mixer.
-
Bila lebih dari 1,5 jam berlalu
antara penuangan semen pada pasir dengan kerikil dan pengecoran beton.
-
Bila keenceran beton (slump)
berkurang 2,5 cm atau dianggap oleh Direksi tidak benar selama waktu setelah
penuangan dari mixer dan sebelum pengecoran beton.
-
Beton harus disimpan dengan cara
sedemikian rupa agar tidak terjadi penguraian dan dicor dengan tidak memukul
keras pada penulangan, sambungan atau bekisting yang dibuat untuk konstruksi.
3. Beton
tidak diijinkan dijatuhkan bebas lebih dari 1,5 m dan tinggi lebih dari 1,5 m
harus diturunkan melalui saluran miring
c. Perawatan
dan Perbaikan Beton
1. Perawatan
Semua beton yang dicor harus dirawat dengan cara yang disetujui
oleh Direksi. Beton yang tidak boleh kehilangan kelembaban dalam 14 hari
pertama setelah pengecoran dan permukaannya harus selalu dalam keadaan basah.
Selama masa perawatan, beton harus dilindungi dari hujan dan aliran air.
.
2. Perbaikan
Beton
Beton yang rusak akibat berbagai sebab seperti beton tidak
rata, patah, dan beton yang disebabkan oleh tekanan permukaan yang berlebihan,
harus dibongkar dan diganti agar didapatkan permukaan yang rata dan lurus.
Semua bahan yang dipakai pada perbaikan beton harus menurut spesifikasi yang
dibutuhkan.
5. BEKISTING
DAN PENYELESAIAN AKHIR
a. Umum
1.
Bekisting harus terbuat dari
logam, kayu, lapisan plywood atau papan rata dalam kondisi baik yang mempunyai
kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari kondisi
rata, dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.
2.
Bahan pelapis bekisting kayu
berkualitas baik dan harus diperbaiki atau dicat yang tidak mengandung bahan
kimia yang dapat merusakkan permukaan beton.
b. Pemasangan
dan Persiapan
1.
Bekisting
harus dipasang pada pertemuan dari permukaan beton yang mendatar, tegak dan
pertemuan antara kedua permukaan harus rata.
2.
Sebelum
pengecoran beton, semua bekisting harus kaku, kedap dan sesuai pada tempatnya
serta harus dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk gergaji, gumpalan
mortar kering, benda asing dan genangan air harus dibuang dari antara
bekisting. Bekisting harus berpermukaan baik dengan dilapisi minyak bekisting
(form oil) . Minyak harus diberikan sebelum penulangan
diletakkan.
3.
Bekisting yang dipakai lebih dari
sekali harus dipelihara dan diperbaiki kondisinya serta harus dibersihkan
sebelum dipakai kembali.
Pasal II.04
PEKERJAAN
PENULANGAN
I. SYARAT –SYARAT PEKERJAAN PENULANGAN
1. Semua
penulangan harus diprofilkan (deformed), produksi dalam negeri sesuai dengan
standar Indonesia
atau sejenis dengan U24
2. Kecuali
tertera pada gambar , bengkokan, pengelasan selimut beton dan detail lainnya
dari penulangan harus menurut pada PBI-71.
II. PENEMPATAN
TULANGAN
1. Tulangan
harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar
2.
Penempatan
tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan diperiksa
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
3.
Sebelum
penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan beberapa
penyangga tulangan harus bersih dari karat berat, kotoran, lemak dll
4.
Penulangan
harus ditempatkan dengan teliti dan pada posisi yang tepat dengan menggunakan
kawat tidak kurang dari diameter 0,9 mm pada pertemuan tulangan dan diikat pada
penyangga dan penjaga jarak (spacer) agar tidak berubah selama pengecoran
beton.
Tulangan harus ditempatkan
dalam toleransi berikut:
-
Selimut beton, bervariasi sebagai
berikut :
-
Tulangan
6 mm dengan selimut beton 50 mm atau kurang
-
Tulangan
9 mm dengan selimut beton 51 - 60 mm
-
Tulangan
12 mm dengan selimut beton lebih dari 60 mm variasi dari syarat spasi tulangan
: 25mm
Pasal II.05
PEKERJAAN PASANGAN DAN LANTAI
1. PASANGAN
TEMBOK BATU BATA
Pasangan
tembok batu bata dibuat setinggi gambar setebal ½ batu dengan menggunakan
perekat campuran 1 bagian PC + 3 bagian kapur pasang + 8 bagian pasir pasang +
air secukupnya. Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut
:
a. Berwarna merah bata
secara merata.
b. Semua sisinya tajam.
c. Tidak bengkok
(ngulet).
d. Bata pecahan minimal ½
panjang bata.
e. Ukuran memnhi standar,
yaitu panjang 2 x lebar + 1 cm.
f.
Ketebalan batu-bata 5 – 6 cm.
Sebelum batu bata dipasang terlebih dahulu
direndam dalam air hingga cukup jenuh. Pemasangan pasangan batu bata dalam 1
(satu) hari maksimal setinggi 1 meter. Pasangan tembok batu bata diatas sloof
diawali dengan pasangan batu bata menggunakan adukan semen raam 1 bagian PC + 3
bagian Pasir pasang + air secukupnya setinggi 4 lapis.
4.
PEMASANGAN LANTAI KERAMIK
Pemasangan
lantai keramik (rehabilitasi) meliputi seluruh ruang kelas yang direhabilitasi
ditambah dengan selasarnya sesuai dengan ukuran gambardenah. Serta tambal sulam
emperan/selasar dengan tingkat kerusakan ± 25%.
Pemasangan
lantai keramik langsung diatas tegel lama. Untuk memperoleh ikatan yang kuat
antara permukaan lantai lama dengan pasangan keramik yang baru, maka permukaan
lantai yang lama harus dibuat kasar dahulu. Pengerjaan mengkasari permukaan
lantai lama dapat dikerjakan dengan cara dibetel sedalam 1 cm. Setelah semua
permukaan lantai lama dibuat kasar, selanjutnya diplester rata setebal 1-1,5 cm
dengan adukan campuran 1 bagian PC + 3 bagian pasir pasang diayak dalam keadaan
campuran kering.
Perekat
untuk memasang lembaran keramik dengan adonan pasta semen + air dengan
ketebalan 5 mm.
Keramik
lantai menggunakan ukuran 30 x 30 cm warna putih polos dengan kualitas K-1,
Merk Mulia atau Accura. Pemasangan keramik dimulai dari tengah-tengah ruangan
(as ruangan) menuju ketepi ruangan, sehingga sisa lajur pasangan ditempatkan
ditepi sekeliling ruangan.
Siar
pasangan (celah antara lembar keramik satu dengan yang lain) dibuat selebar 2 @
3 mm dan diisi dengan adonan semen putih.
Pasal II.06
PEKERJAAN PLESTERAN
1.
PLESTERAN BATU BATA
Plesteran
batu bata dikerjakan setelah pemasangan batu bata sudah cukup kering.
Plesteran dibuat ketebalan antara 1-1,5
cm dengan adukan campuran 1 bagian PC + 3 bagian kapur pasang + 8 bagian pasir
pasang diayak dalam keadaan campuran kering. Pada bagian puncak pasangan
setebal ±10 cm menggunakan perekat campuran 1 bagian PC + 3 bagian pasir. Kulit luar dari plesteran
dilapisi adonan semen dan air (acian) untuk memperoleh permukaan tembok yang
halus dan licin.
2.
PLESTERAN TAMBAL SULAM BATU BATA YANG RETAK
Plesteran tembok batu bata lama yang rusak sebelum ditambal harus
dikasari/dibetel sedalam plesteran lama sampai dengan maksimum sepertiga tebal
bata. Setelah disiram air secukupnya kemudian dilapisi pasta semen agar ikatan
plesteran yang baru dapat mengikat dengan baik pada tembok / plesteran lama. Plesteran dibuat ketebalan antara 1-1,5 cm dengan
adukan campuran 1 bagian PC + 3 bagian kapur pasang + 8 bagian pasir pasang
diayak dalam keadaan campuran kering. Kulit luar dari plesteran dilapisi adonan
semen dan air (acian) untuk memperoleh permukaan tembok yang halus dan licin.
Pasal II.07
PEKERJAAN ATAP
1.
PEMASANGAN GENTENG
Penutup atap genteng dapat dipasang setelah seluruh reng terpasang
dengan baik. Genteng yang digunakan dari jenis Plenthong Merk Super Mantili
dengan persyaratan sebagai berikut :
·
Kualitas 1
·
Seluruh permukaan genteng berwarna merah merata.
·
Genteng tidak ada yang cacat bentuk.
·
Tidak ada retak/retak rambut.
·
Tidak rembes air.
·
Bakarannya cukup tua, bila dipukul berbunyi nyaring.
Dalam pemasangan genteng melalui prosedur
sebagai berikut :
·
Buat terlebih dahulu pasangan kepala genteng pada baris ujung
atas dan hitung jumlah genteng yang terdapat dalam baris ini.
·
Buat pula pasangan kepala genteng pada baris ujung bawah,
kira-kira 3 genteng ke atas dari reng yang paling bawah. Dan jumlah genteng
pada baris ini harus sama persis dengan jumlah genteng pada pasangan kepala
genteng bagian baris atas.
·
Buat kepala pasangan genteng pada bagian tepi sebelah kiri
kearah puncak kanan.
·
Kemudian pasang genteng berikutnya mengacu posisi genteng
kepala yang telah terpasang sehingga seluruh terpasang dengan rapi dan benar.
2.
PEMASANGAN GENTENG KERPUS
Genteng kerpus/bubungan yang dugunakan ialah genteng kerpus bentuk
segitiga sama kaki dengan kualitas 1 sesuai syarat genteng pada butir diatas. Pemasangan genteng kerpus ditumpu
pada papan bubungan/kerpus/jenggeran yang diisi dengan adukan 1 bagian PC + 3
bagian kapur pasang + 8 bagian pasir pasang dan pecahan genteng/bata
secukupnya. Pada bagian luar pasangan ini diaci dengan pasta semen sehingga
rapi dan tidak rembes air.
3. PEMASANGAN PLAFOND ETERNIT
Plafond dari bahan eternit kualita baik yang dipasang pada balok
penggantung plafond dari kayu jati ukuran 6x8 cm atau 5x7 cm yang dikerjakan
secara rapih dan penyusunannya simetris. Nat eternit ditutup dengan lis kayu
jati tebal 1 cm dengan lebar 4 cm dipasang dengan paku reng pada balok penggantung.
Finishing eternit dengan cat tembok warna putih dan lis kayu dicat kayu warna
coklat.
Pasal II.08
PEKERJAAN KAYU
1. PEMBUATAN KUSEN JENDELA
Kusen jendela dibuat dari kayu jati
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar kerja. Dilengkapi dengan
sponengan untuk daun jendela dan atau untuk kaca mati/kawat harmonika.
Pemasangan kusen menempel pada tiang struktur dari kayu dengan menggunakan
penguat paku. Penempatan jendela sesuai dengan gambar denah.
2. PEMBUATAN
DAUN JENDELA
Raam daun jendela dibuat dari kayu jati
dengan ukuran seperti pada gambar kerja. Ukuran kayu raam tebal 3 cm dan lebar
8 cm, dengan konstruksi sambungan pen dan lubang. Dengan lubang pada rimbat
tegaknya diberi spat pen sepertiga tebal kayu dan dibuat tersembunyi (tidak
tembus) tetapi kedalamannya mencapai 5 atau 6 cm dari bibir lubang. Sambungan pen dan lubang diperkuat dengan
nagel dan harus menggunakan lem putih pada saat pemasangan negel. Untuk
pemasangan kaca pada raam jendela maka raam harus dibuat sponengan sedalam 1 cm
dan diberi lis kaca dibuat dari kayu yang menonjol/timbul 5 mm dari permukaan
kayu raam.
3.
PEMASANGAN KACA JENDELA
Semua lubang jendela yang menggunakan
daun jendela dibuat daun jendela kaca. Kaca dipakai jenis kaca bening tebal 3
mm yang dipasang pada sopengan kaca dan ditutup dengan lis kayu secara rapi
dengan menggunakan verstek dan dikuatkan dengan paku rujak.
4.
PEMASANGAN LISPLANK
Lisplank dipasang pada ujung kayu usuk
dengan posisi vertikal kearah lebar papan. Papan ini dipasang dengan
menggunakan paku reng menempel dengan rapi pada kepala usuk. Pemasangannya
menonjol sebagian atasnya sebesar 3 cm diatas bidang permukaan usuk sejajar
dengan bidang reng bagian atas.
Ukuran lisplank tebal 2 cm dan lebar 20
cm. Penyambungan dalam arah memanjang menggunakan konstruksi sambungan ekor
burung diperkuat dengan paku dan lem putih. Bahan lisplank dari papan kayu
jati.
Pasal II.09
PEKERJAAN FINISHING
1.
PENGECATAN KAYU
Yang
dimaksud dengan pengecatan kayu adalah mengecat bidang permukaan kayu yang
sudah dipersiapkan menggunakan cat minyak (cat sintetis). Bagian-bagian yang
harus dicat minyak meliputi :
Ø Lisjtplank
Ø Kosen pintu dan
jendela
Ø Daun pintu
Ø Daun jendela
Ø Tiang teras
Ø Konsol
Sebelum permukaan kayu dicat (permukaan
baru) terlebih dahulu dicat meni dan didempul bila terdapat lubang dan
diplamuur serta dihaluskan dengan amplas.
Cat untuk kosen pintu, kosen jendela,
lisjtplank, konsol berwarna tertentu sesuai dengan warna cat lama. Demikian
pula untuk daun pintu dan daun jendela.
Cat yang digunakan kualitasnya baik dengan
Merk “Picolux “ atau “Glotex”. Pengecatan permukaan kayu dengan kuas berbulu
halus. Bila cat terlalu kental agar diencerkan dengan minyak cat / thiner
berkualitas baik, dengan maksimum pengenceran 20 % dari volume cat.
2.
PENGECATAN TEMBOK
Semua bidang permukaan tembok baru sebelum
dicat harus dilapisi plamuur tembok dan diamplas untuk memperoleh permukaan
bidang yang halus dan licin. Pengecatan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
lapisan menggunakan kuas roll.
Warna cat sesuai warna cat yang lama dari Merk “Decolith”.
3. PENGECATAN PLAFOND
Semua plafond ruang kelas dicat warna putih
dengan menggunakan cat tembok Merk “Decolith”. Pengecatan dengan kwas roll
sedikitnya 3 kali lapisan, sehingga kelihatan putih bersih dan merata.
4. PENGECATAN TIANG
KONSOL BETON
Seluruh permukaan tiang konsol beton yang akan
dicat dibersihkan dan diamplas terlebih dahulu, kemudian diplamuur baru dicat
dengan cat tembok Merk “Decolith”. Pengecatan dengan kwas roll sedikitnya 3
kali lapisan, sehingga kelihatan putih bersih dan merata.
Pasal II.10
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Yang dimaksud dengan pekerjaan
penggantung dan pengunci adalah pekerjaan pemasangan engsel, kunci, grendel,
hak angin pada daun pintu dan daun jendela.
1. PEMASANGAN ENGSEL
Pemasangan engsel pada daun jendela ditempatkan pada sisi atas daun
jendela dengan menggunakan 2 buah engsel. Dengan demikian arah membuka daun
jendela kearah luar vertikal. Pemasangan engsel daun pintu pada sisi samping
daun pintu sejumlah 3 buah engsel. Arah membuka daun pintu ialah kearah luar
kanan. Engsel yang digunakan ialah jenis kupu-kupu ukuran 3” merk Modern.
2.
PEMASANGAN KUNCI PINTU
Pemasangan kunci pada daun pintu ruang kelas
masing-masing 1 set. Kunci yang digunakan adalah kunci dengan 2 level
berkualitas baik merk Elite atau yang sekualitas.
3.
PEMASANGAN GRENDEL JENDELA
Setiap daun jendela harus dipasangi grendel yang kuat, demi terkjaminnya
keamananan ruang kelas. Grendel dipasang pada bagian bawah daun jendela
ditengah-tengah arah lebarnya dengan memakai paku sekrup yang tersedia. Merk
Grendel Elite atau yang sekualitas. Warna tembaga.
4.
PEMASANGAN HAK ANGIN
Hak
angin dipasang disetiap daun pintu dan daun jendela. Pemasangan pada daun pintu
cukup 1 buah setiap pintu dengan ukuran hak angin 12”. Sedangkan untuk daun
jendela dipasang hak angin 2 buah tiap daun jendela. Pemasangan hak angin
ditempatkan pada kedua rimbat tegak dengan jarak yang disesuaikan lebar bukaan jendela
yang diperlukan.
Blora, Juli 2011
TIM
PERENCANA SMK I BLORA
BIDANG
KEAHLIAN BANGUNAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar