Selasa, 30 Oktober 2012

Materi RAB



Pengertian Rencana Anggaran (Biaya)
Rencana Anggaran (Biaya) adalah merencanakan suatu bangunan, baik dalam hal bentuk, fungsi, dan pelaksanaan maupun besarnya biaya yang diperlukan.
Merencakan bentuk dan fungsi suatu bangunan adalah suatu kegiatan perencanaan yang menyangkut aspek arsitektur dan struktur.

Untuk menghasilkan kedua hal tersebut, perencanaan harus diawali dengan analisa fungsi, yaitu kegiatan yang ada atau yang akan terjadi pada bangunan itu. Hasil dari kegiatan ini adalah berupa Gambar Bestek.
Gambar Bestek adalah gabungan beberapa gambar rencana yang terdiri dari :
  1. Gambar Arsitektur.
  2. Gambar Struktur.
  3. Gambar Penjelas/Detail.
Dari suatu bangunan yang akan dibangun (lihat skema). Gambar Bestek disebut juga Gambar Pelaksanaan.

Merencana suatu bangunan adalah merencana aspek-aspek yang berkaitan dengan proses mewujudkan fisik bangunan tersebut, baik berupa aturan pelaksanaan, segi teknis konstruksi, maupun segi teknis administrasi. Hasil perencanaan ini akan melahirkan apa yang disebut dengan Bestek atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat, meliputi :
  1. Keterangan tentang Bangunan
  2. Keterangan tentang Pelaksanaan Konstruksi Bangunan
  3. Keterangan tentang Tata Usaha/Administrasi.

Karena banyaknya keterangan yang akan dimuat dalam bestek, maka tidak jarang keterangan itu berupa buku yang tebal. Banyak tidaknya atau tebal tipisnya bestek ini tergantung dari besar kecilnya bangunan yang akan direncanakan.



GAMBAR PERENCANAAN BANGUNAN
Merencanakan/membuat suatu bangunan membutuhkan beberapa jenis gambar teknik, yang kesemuanya saling terkait dan saling melengkapi. Gambar-gambar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
  1. Gambar Sketsa
  2. Gambar Pra-Rencana
  3. Gambar Situasi
  4. Gambar Denah
  5. Gambar Potongan
  6. Gambar Tampak
  7. Gambar Struktur
  8. Gambar Penjelas/Detail

  1. Gambar Sketsa adalah gambar hasil pemikiran pertama berdasarkan data dan informasi yang diterima dalam perencanaan bangunan.
  2. Gambar Pra-Rencana adalah gambar sketsa yang dilengkapi dengan beberapa gambar tampak dan potongan yang dianggap penting.
  3. Gambar Situasi adalah gambar teknik yang melukiskan posisi bangunan pada daerah yang akan dibangun, lengkap dengan rencana halaman, pagar, jalan masuk dan saluran air, garis sempadan. Skala yang digunakan 1:200 atai 1:500.
  4. Gambar Denah adalah gambar teknik yang melukiskan tampak atas suatu bangunan setelah dipotong setinggi +/- 1 Meter dari muka lantai. Pada gambar ini dicantumkan daerah pemotongan sebagai dasar pembuatan gambar potongan. Skala Gambar Denah 1:100.
  5. Gambar Potongan adalah gambar teknik yang bertujuan memperlihatkan keadaan serta bentuk konstruksi dari suatu bangunan sekaligus memperjelas ukurannya, mulai lantai, dasar pondasi, posisi pintu/jendela, ketinggian balok, bubungan dan atap. Gambar Potongan meliputi potongan melintang dan membujur/memanjang. Skalanya 1:100.
  6. Gambar Tampak adalah gambar teknik yang memperlihatkan bentuk suatu bangunan, penggambarannya mengikuti sistem proyeksi. Gambar tampak terdiri dari tampak muka, belakang, samping kiri dan samping kanan. Gambar ini tidak perlu dilengkapi dengan ukuran akan tetapi dibuat semenarik mungkin. Skalanya 1:100.
  7. Gambar Struktur adalah gambar teknik yang berupa gambar konstruksi. Tujuan gambar ini untuk memperjelas bentuk dan letak konstruksi yang ada pada gambar potongan, membantu perencana dalam menghitung anggaran biaya dan membantu pelaksana dalam mewujudkan fisik bangunan. Karenanya gambar ini harus dilengkapi dengan informasi nama, ukuran yang lengkap.
  8. Gambar Penjelas adalah gambar detail yang penting dan sulit dari suatu konstruksi. Atau bagian gambar konstruksi yang bersifat arsitektonis/khusus. Skalanya 1:5 s.d. 1:20 atau sesuai kebutuhan. Oleh sebab itu gambar ini harus dilengkapi dengan informasi nama, ukuran yang lengkap.


TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN
Proses mewujudkan suatu bangunan akan melalui beberapa tahap kegaiatan sebagai berikut :
  1. Tahap Study Pendahuluan (Reconnaissance Study)
  2. Tahap Study Kelayakan (Feasibility Study)
  3. Tahap Perencanaan (Design)
  4. Tahap Pembangunan Fisik (Actual Construction)
  5. Tahap Operasi dan Pemeliharaan/Perbaikan


  1. Tahap Study Pendahuluan adalah suatu kegiatan peninjauan keadaan daerah dimana akan didirikan bangunan. Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan untuk dianalisa.
  2. Tahap Study Kelayakan adalah study penelaahan terhadap semua data hasil study pendahuluan baik dari sisi ekonomi, sosial. Menyangkut pula aspek struktur dan arsitektur bangunan tersebut.
  3. Tahap Perencanaan adalah tindak lanjut hasil study kelayakan. Dalam tahap ini dilakukan perencanaan yang meliputi pembuatan gambar bestek, penetapan program kerja, anggaran biaya serta pembuatan dokumen untuk keperluan pelelangan dan kontrak.
  4. Tahap Pembangunan Fisik adalah tahap untuk mewujudkan fisik bangunan di lapangan. Biasanya melalui proses pelelangan atau penunjukkan.
  5. Tahap Operasi dan Pemeliharaan adalah tahap yang tidak lagi merupakan kegiatan pembuatan bangunan atau proyek melainkan kelanjutan tahap-tahap sebelumnya. Dalam tahap ini bangunan akan dimanfaatkan dan dipelihara sesuai fungsi dan keperluannya.


PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PELAKSANAAN BANGUNAN
Dengan adanya tahapan pekerjaan dalam mendirikan suatu bangunan, maka pihak yang terlibat didalam pelaksanaan bangunan juga cukup banyak. Dimana masing-masing pihak mempunyai tugas dan tanggung jawab serta syarat-syarat yang berbeda. Perbedaan tersebut juga menentukan perbedaan honorarium.
  1. Principal
  2. Perencana
  3. Pemborong
  4. Pelaksana
  5. Direksi atau Pengawas


  1. Principal adalah pihak pemberi tugas. Pihak inilah yang nantinya memiliki/menggunakan bangunan tersebut. Biasanya prinsipal ini termasuk pihak awam dalam masalah konstruksi bangunan. Nama lain prinsipal ialah bowher atau owner. Prinsipal dapat berbentuk perorangan atau organisasi.
  2. Perencana atau desainer adalah pihak yang menerima tugas perencanaan dari prinsipal, oleh sebab itu harus ahli dalam perencanaan bangunan. Perencanaan ini meliputi segi bentuk, manfaat, serta biayadengan memperhatikan syarat teknik dan artistik/arsitektur. Hubungan prinsipal dengan perencana diibaratkan sebagai hubungan antara pengacara dengan klien. Perencana dapat berbentuk perorangan atau organisasi. Untuk menentukan perencana yang akan merencanakan bangunan dilakukan proses pelelangan atau penunjukkan.
  3. Pemborong adalah pihak yang menerima tugas dari prinsipal. Tugasnya mewujudkan fisik bangunan. Pemborong bekerja berdasarkan hasil perencana. Untuk menentukan pemborong yang akan mewujudkan fisik bangunan dilakukan proses pelelangan atau penunjukkan.
  4. Pelaksana adalah pihak yang ditunjuk dan bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan fisik bangunan dilapangan. Penunjukan Pelaksana oleh Pemborong harus sepengetahuan/persetujuan Prinsipal.
  5. Direksi adalah pihak yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemborong/Pelaksana. Pekerjaan pengawasan dapat dilakukan oleh perencana, DPU atau instansi yang ditunjuk. Pengawas merupakan wakil prinsipal dilapangan untuk mengawasi jalannya pekerjaan agar sesuai dengan rencana.
  dari berbgai  sumber

Jumat, 26 Oktober 2012

Soal RAB 12 TKBB (2)



SOAL TES EVALUASI


MATA PELAJARAN           : Kompetensi Kejuruan (Mengelola Pek. Konstruksi & RAB 2)
STANDAR KOMPETENSI : Mengelola Pekerjaan Konstruksi
KOMPETENSI DASAR       : Mendeskripsikan Unsur2 Pengelolaan Pek. Konstruksi (4)
P. KEAHLIAN/KELAS      : TKBB / 12
T. PEL/ SEMESTER            : ............. / 5
WAKTU                                 :
KODE SOAL                         :                                                                       Revisi :                      
 

A.    Petunjuk
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan singka dan jelas!
Do the questions below by smart and clear!
B.     Soal Tes
1.      Lampiran apa saja yang diperlukan untuk permohonan izin bangunan?
2.      Pelaksanaan pekerjaan bangunan dapat dilakukan dengan 2 cara. Sebutkan!
3.      Mengapa pelaksanaan pekerjaan bangunan dengan cara diborongkan lebih populer? Jelaskan 3 alasannya.
4.      Ada berapa metode pelelangan pekerjaan/tender? Jelaskan masing-masing!
5.      Apa yang kamu ketahui tentang istilah dibawah ini :
a.      DRM
b.      DRT
c.       Golongan Pemborong A, Golongan B, dan Golongan C.
6.      Sebutkan unsur-unsur yang ada pada panitia pelelangan pekerjaan bangunan.
7.      Sebutkan apa saja isi dokumen pelelangan (minimal 7)
8.      Apa yang harus disiapkan pemborong setelah memenangkan pelelangan (4)
9.      a. Berapa % jaminan penawaran yang harus diserahkan pemborong kepada panitia lelang?
b. Berapa minimal jumlah penawar yang masuk pada saat pelelangan pekerjaan?
10. Ada 3 tipe kontrak konstruksi. Sebutkan dan jelaskan masing-masing!.
Kriteria Penilaian :
Assessment Criteria 
Skore maksimal tiap peran 10

Diperiksa                                            Guru Mata Pelajaran
KKK TKBB    


Kasrin, S.Pd.                                       Drs. Slamet Priyatin
NIP. 19601107 198103 1 004             NIP.  19600827 198503 1 012

Soal RAB 12 TKBB


SOAL TES EVALUASI


MATA PELAJARAN           : Kompetensi Kejuruan (Mengelola Pek. Konstruksi & RAB 2)
STANDAR KOMPETENSI : Mengelola Pekerjaan Konstruksi
KOMPETENSI DASAR       : Mendeskripsikan Unsur2 Pengelolaan Pek. Konstruksi (1)
P. KEAHLIAN/KELAS      : TKBB / 12
T. PEL/ SEMESTER            : ................/ 5
WAKTU                                 :
KODE SOAL                         :                                                                       Revisi :                      
 

A.    Petunjuk
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan singka dan jelas!
Do the questions below by smart and clear!
B.     Soal Tes
1.      Deskripsikan pengertian Rencana Angaran Biaya (RAB)
2.      Deskripsikan pengertian gambar bestek.
3.      Deskripsikan skema gambar bestek.
4.      Sebutkan minimal 7 macam gambar-gambar perencanaan bangunan.
5.      Sebutkan minimal 3 macam  gambar perencanaan bangunan yan skalanya 1:100.
6.       Deskripsikan pengertian gambar denah.
7.      Deskripskan 5 tahap pekerjaan pembuatan bangunan.
8.      Meliputi pembuatan apa saja Tahap Perencanaan/Desain (minimal 4)
9.      Sebutkan 5 unsur/pihak yang terlibat dalam pelaksanaan bangunan.
10.  Deskripsikan pengertan desainer dan direksi.

Kriteria Penilaian :
Assessment Criteria
Skore maksimal tiap butir soal 10.
Skore maksimal total = 100.


   Diperiksa                                            Guru Mata Pelajaran
   KKK TKBB    


   Kasrin, S.Pd.                                       Drs. Slamet Priyatin
  NIP. 19601107 198103 1 004              NIP.  19600827 198503 1 012

DAFTAR SITUS INTERNET TEKNIK BANGUNAN



DAFTAR SITUS INTERNET TEKNIK BANGUNAN

1.      architectaria.com
2.      media.diknas.go.id/media/document/3332.pdf
3.      sipil-uph.tripod.com/wiryanto_di_itenas.pdf
8.      perpustakaan.uns.ac.id/unsla/?...Konstruksi%20Beton%20Bertulang
11.  smkn1sgs.com
12.  findtoyou.com/ebook/konstruksi+beton.html
13.  smkn1kediri.sch.id
15.  media.diknas.go.id/media/document/1972.pdf
17.  smkn1telukkuantan.net
19.  betonperkasaplg.indonetwork.co.id/.../bekisting-scaffolding.htm
20.  fisuharoh.wordpress.com/.../formwork-bekisting-begisting-acuan-dan-perancah/
21.  ciptakarya.pu.go.id

MENYUSUN RAB DAN RKS



MENYUSUN RAB DAN RKS

A. Pendahuluan
Membangun rumah, baik rumah sederhana, rumah sedang, maupun rumah mewah, rumah untuk dihuni sendiri atau sebagai investasi di masa depan maupun properti konsumsi publik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, diperlukan
perhitungan-perhitungan yang teliti, baik jumlah biaya pembuatannya, volume
pekerjaan, dan jenis pekerjaan, harga bahan, upah pekerja, dan rencana serta syarat-syarat kerja. Hal tersebut bertujuan agar biaya pembuatan rumah efisien dan terukur sesuai dengan gambar rencana. Dalam konstruksi bangunan gedung, hal tersebut dinamakan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang biasanya disetalikan dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS).

Beberapa keuntungan apabila terlebih dahulu kita menghitung biaya pembuatan
rumah sebagai berikut.
1. Jenis pekerjaan apa saja yang akan digunakan untuk diadakan/dibeli.
2. Volume macam-macam bahan yang akan dibutuhkan dalam membuat rumah dapat diketahui.
3. Jumlah biaya yang diperlukan untuk pembuatan rumah tersebut dapat diperkirakan sehingga perputaran keuangan dapat diatur.
4. Pemilik dapat terbantu dalam bernegosiasi tentang harga penawaran kontraktor
atau pihak kedua (apabila pekerjaan pembuatan rumah tersebut akan dikerjakan orang lain) sehingga tidak akan merugikan pemilik sebagai pihak pertama.
5. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang sudah ataupun yang belum selesai dikerjakan (apabila dikerjakan pihak kedua/orang lain) dapat dikontrol.

Pengetahuan terhadap RAB dan RKS dalam pekerjaan pembuatan bangunan gedung /rumah tinggal akan sangat menguntungkan, karena akan memudahkan memahami berbagai hal yang berhubungan dengan pembangunan, antara lain memahami peralatan yang akan digunakan dalam membangun, bahan bangunan, kebutuhan bahan, kebutuhan tenaga, waktu pengerjaan (pelaksanaan). Adanya pemahaman tersebut akan berdamapak pada pengetahuan mengenai kebutuhan dana, kebutuhan bahan, pengendalian, dan penggunaannya di dalam setiap tahapan pekerjaan.
Dasar dari RAB dan RKS adalah memahami gambar perencanaan, sehingga dapat dihitung jumlah dan jenis bahan bangunan yang akan dibeli untuk pembangunan. Dalam istilah bangunan hal ini dikenal dengan volume pekerjaan.
Volume adalah banyaknya macam pekerjaan atau bahan dengan satuan berbedabeda,
tergantung kebutuhan dalam setiap macam pekerjaan yang dilakukan. Volume
yang dimaksud bisa dalam bentuk satuan panjang (m1), luas (m2), isi (m3), buah (bh), unit, lum sum (Ls). Sedangkan harga bahan bangunan dan harga upah pekerja dapat berbeda-beda, tergantung tempat dan waktu pembuatan rumah.

B. Komponen RAB dan RKS
Komponen di dalam perhitungan biaya bangunan terdiri atas:
1. menyusun uraian pekerjaan beserta spesifikasi bahan dan persyaratannya,
2. perhitungan volume pekerjaan,
3. membuat daftar volume pekerjaan, harga satuan bahan, dan upah pekerja,
4. membuat daftar analisis satuan pekerjaan,
5. membuat daftar analisis harga satuan pekerjaan, dan
6. membuat daftar analisis rencana anggaran biaya dan rekapitulasinya.

Untuk memperjelas setiap komponen tersebut, maka diberikan contoh perhitungan pembangunan rumah tinggal sesuai dengan denah dan gambar pada sub bab D tentang gambar konstruksi yang disajikan dalam bab 1. Perhitungan volume yang disajikan merupakan perhitungan murni, belum ditambah akibat susut maupun bahan yang terbuang. Harga satuan bahan maupun harga satuan upahpekerja yang digunakan hanyalah sekedar contoh, harga-harga tersebut setiap waktu akan berubah-ubah sesuai situasi harga di pasaran atau daerah di mana rumah tinggal akan dibangun. Pekerjaan pembuatan rumah tinggal tersebut diasumsikan dikerjakan sendiri, jika pelaksanaan pembangunan diserahkan pada pihak lain (kontraktor) biasanya ditambah jasa pemborong berkisar 5–10% dari jumlah biaya keseluruhan, atau tergantung kesepakatan antara pemilik dan pemborong.

1. Menyusun Uraian Pekerjaan Beserta Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya
Setelah luas bangunan direncanakan, kemudian ditentukan desain berupa gambar kerja, dan bahan bangunan yang akan dipakai beserta spesifikasi teknis, selanjutnya dapat disusun daftar macam pekerjaan dan syarat-syaratnya.
Daftar ini dapat menjadi acuan sehingga memudahkan menghitung volume, biaya, dan pengontrolan pelaksanaan pembangunan. Contoh dari daftar uraian pekerjaan seperti berikut.
(TKBG Jilid I halaman 10-12)

2. Membuat Daftar Volume Pekerjaan, Harga Satuan, dan Upah Pekerja
Setelah semua komponen penghitungan volume selesai dilakukan, komponen selanjutnya adalah memasukkan volume yang sudah dihitung tersebut ke dalam daftar volume pekerjaan, daftar harga satuan bahan, dan daftar upah pekerja. Daftar-daftar tersebut dapat menjadi acuan sehingga memudahkan menghitung volume, biaya, dan pelaksanaan pembangunan.
(TKBG Jilid I halaman 13-17)

3. Membuat Daftar Analisis Satuan Pekerjaan
Daftar analisis pekerjaan berguna untuk menghitung jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan secara terperinci. Daftar ini diisi setelah semua daftar harga satuan bahan dan upah pekerja dibuat dan diisi. Daftar berikut ini menunjukkan contoh daftar analisis setiap pekerjaan.
(TKBG Jilid I halaman 18-25)

4. Membuat Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Setelah semua daftar analisis satuan pekerjaan dibuat, yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil penjumlahan dari masing-masing analisis pekerjaan ke dalam daftar harga satuan pekerjaan seperti tabel berikut ini.
(TKBG Jilid I halaman 26-28)

5. Membuat Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya dan Rekapitulasinya
a. Membuat Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya
Setelah semua daftar analisis harga satuan pekerjaan diisi dan dijumlahkan, selanjutnya harga satuan pekerjaan dikalikan dengan setiap volume pekerjaan sehingga didapatkan jumlah harga biaya bangunan, seperti tabel berikut.
(TKBG Jilid I halaman 29-31)

b. Daftar Rekapitulasi Anggaran Biaya
Setelah semua daftar analisis rencana anggaran biaya dapat terisi, maka setiap komponen pekerjaan dapat direkapitulasi jumlahnya, dan akhirnya harga total bangunan akan didapatkan. Contoh daftar rekapitulasi adalah sebagai berikut.
(TKBG Jilid I halaman 32)